Prosesi pemakaman yang sakral ini berlangsung dengan penuh kekhidmatan di Katedral Kristus Raja, tempat beliau selama puluhan tahun melayani sebagai gembala umat. Banyak warga terlihat menitikkan air mata saat peti jenazah disemayamkan dan doa-doa penghiburan dilantunkan. Sorotan utama misa pemakaman uskup ini bukan hanya pada suasana emosional, tetapi juga pada warisan iman dan pelayanan yang ditinggalkan oleh Mgr. Petrus Turang.
Latar Belakang Kehidupan Mgr. Petrus Turang
Sebelum membahas rangkaian acara pemakaman, penting untuk mengenang perjalanan hidup Uskup Petrus Turang yang luar biasa. Ia lahir pada 20 Januari 1947 di Manado dan ditahbiskan sebagai imam pada 1974. Karier spiritualnya menanjak hingga akhirnya dipercaya sebagai Uskup Agung Kupang sejak tahun 1997. Selama lebih dari dua dekade, ia dikenal sebagai pemimpin rohani yang berdedikasi dan vokal dalam menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan.
Uskup Petrus juga dikenal sangat dekat dengan umatnya. Ia aktif terlibat dalam kegiatan pastoral, sosial, dan pendidikan di wilayah Nusa Tenggara Timur. Banyak umat mengenangnya sebagai sosok yang bijak, sederhana, dan penuh kasih. Pemakaman uskup petrus turang ini menjadi momen istimewa untuk menghormati perjuangannya sebagai pelayan Tuhan yang setia.
Prosesi Misa Pemakaman yang Khidmat dan Menyentuh
Misa pemakaman dilangsungkan pada Senin pagi dan dipimpin langsung oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Kupang saat ini, Mgr. Petrus Boddeng Timang, serta dihadiri puluhan imam dan suster dari berbagai paroki. Prosesi diawali dengan doa arwah, lalu dilanjutkan dengan ibadat sabda, liturgi Ekaristi, dan upacara penyerahan jenazah ke liang lahat.
Peti jenazah Uskup Petrus dibawa menuju tempat peristirahatan terakhir di halaman Gereja Katedral Kupang, tepat di sebelah makam Uskup Emeritus Mgr. Gregorius Monteiro. Penempatan tersebut sangat simbolis, karena keduanya memiliki kontribusi besar dalam sejarah gereja di wilayah ini. Misa pemakaman uskup petrus turang berlangsung dengan suasana hening namun penuh penghayatan.
Tak hanya para pemuka agama, banyak tokoh masyarakat dan pejabat daerah turut hadir menyampaikan duka dan penghormatan. Ini menegaskan bahwa Uskup Petrus bukan hanya milik gereja, tetapi juga seorang tokoh moral bagi masyarakat luas.
Kehadiran Ribuan Umat dalam Prosesi Pemakaman
Salah satu hal yang paling mengesankan dari misa pemakaman uskup ini adalah jumlah umat yang hadir. Diperkirakan lebih dari 10.000 orang memadati area gereja dan jalan-jalan di sekitarnya. Banyak di antaranya rela datang dari luar kota bahkan luar pulau demi menghadiri misa dan mengantar sang uskup ke peristirahatan terakhir.
Beberapa umat yang diwawancarai mengaku mengenal Mgr. Petrus secara pribadi, atau pernah merasakan langsung kehadirannya dalam pelayanan pastoral di kampung mereka. “Beliau itu selalu hadir, tidak pilih-pilih. Kami merasa sangat kehilangan,” ujar seorang umat dari SoE.
Kondisi ini menjadi bukti bahwa misa pemakaman uskup petrus turang bukan sekadar acara seremonial, tetapi momen kebersamaan dan penghormatan yang mendalam.
Jadwal dan Susunan Acara Pemakaman
Susunan acara pemakaman Uskup Petrus telah dirancang dengan cermat oleh panitia Keuskupan. Acara diawali dengan ibadat malam sebelumnya, kemudian pada pagi harinya dilangsungkan misa requiem utama, yang diikuti oleh prosesi pemakaman.
Acara ini juga dilengkapi dengan momen-momen khusus seperti penghormatan dari tokoh-tokoh umat, penyalaan lilin di sekitar makam, serta pemberkatan tanah pemakaman. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan lagu pujian dan salam perpisahan dari umat. Misa pemakaman uskup ini menjadi pelajaran bagi generasi muda tentang arti pelayanan dan pengabdian seumur hidup.
Warisan Iman dan Pengaruh Uskup Petrus Turang
Selama hidupnya, Mgr. Petrus Turang dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan dialog antaragama dan mendorong toleransi di tengah masyarakat plural. Beliau juga aktif menyuarakan keadilan sosial, perlindungan anak, dan kemiskinan struktural yang masih banyak dijumpai di daerah-daerah terpencil.
Tak heran jika banyak umat, khususnya kaum muda, menjadikan beliau sebagai teladan iman dan keberanian dalam berkarya di tengah tantangan zaman. Pemakaman uskup petrus turang bukan akhir dari segalanya, melainkan peringatan atas jejak-jejak pelayanan yang akan terus dikenang oleh gereja dan masyarakat.
Refleksi dan Doa dari Para Umat
Di akhir misa pemakaman, umat diberikan kesempatan untuk menyampaikan doa dan refleksi secara pribadi. Banyak yang tampak menangis, mengirim bunga, dan menyalakan lilin sebagai bentuk cinta dan penghormatan. Tidak sedikit pula yang merekam momen tersebut sebagai dokumentasi kenangan.
Doa-doa yang dilantunkan penuh harapan agar jiwa Uskup Petrus mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan. Umat juga berdoa agar pengganti beliau dapat melanjutkan pelayanan dengan semangat yang sama.
FAQ
Kapan misa pemakaman Uskup Petrus Turang dilaksanakan?
Misa dilangsungkan pada Senin pagi di Katedral Kristus Raja, Kupang.
Siapa yang memimpin misa pemakaman tersebut?
Dipimpin oleh Mgr. Petrus Boddeng Timang bersama para imam dari berbagai paroki.
Di mana Uskup Petrus Turang dimakamkan?
Di halaman Katedral Kupang, di samping makam Uskup Gregorius Monteiro.
Apa yang membuat pemakaman ini begitu istimewa?
Dihadiri ribuan umat, penuh haru, dan menunjukkan cinta umat kepada sang uskup.
Bagaimana umat menunjukkan penghormatan?
Melalui kehadiran, doa, bunga, lilin, dan salam perpisahan yang tulus.