Program Sekolah Rakyat yang dicanangkan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta belakangan menarik perhatian, terutama karena menyasar siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri maupun swasta. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: apakah siswa sekolah rakyat dapat uang saku? Pertanyaan ini wajar muncul karena sebagian besar peserta berasal dari keluarga prasejahtera yang sangat membutuhkan dukungan finansial untuk menunjang kegiatan belajar mereka sehari-hari.
Program Sekolah Rakyat merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam menjawab kebutuhan pendidikan inklusif dan merata. Di tengah tantangan jumlah kursi sekolah formal yang terbatas, inisiatif ini hadir sebagai solusi alternatif, dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan berbasis komunitas. Bukan hanya soal belajar membaca dan berhitung, tetapi juga pengembangan karakter, keterampilan hidup, hingga fasilitas kesejahteraan seperti pemberian uang saku yang mulai dibahas publik. Berikut penjelasan lengkapnya berdasarkan informasi resmi dari Disdik DKI dan laporan lapangan.
Apa Itu Program Sekolah Rakyat?
Sekolah Rakyat adalah program pendidikan non-formal yang ditujukan bagi anak-anak usia sekolah yang belum tertampung di sekolah negeri atau swasta. Program ini dimulai sejak 2022 dan semakin diperluas cakupannya pada tahun 2024 dan 2025. Fokus utamanya adalah menjangkau siswa rentan, seperti anak jalanan, anak putus sekolah, atau mereka yang tidak memiliki akses pendidikan formal karena keterbatasan ekonomi.
Di bawah naungan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat dilaksanakan di ruang komunitas, rumah baca, maupun lokasi alternatif lain yang memadai secara fasilitas. Dengan melibatkan relawan guru, penggerak pendidikan, dan komunitas lokal, sekolah ini bertujuan tidak hanya mengajarkan kurikulum dasar, tapi juga membentuk karakter mandiri dan bertanggung jawab.
Apakah Siswa Sekolah Rakyat Dapat Uang Saku?
Pertanyaan mengenai apakah siswa sekolah rakyat uang saku telah dijawab secara gamblang oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Purwosusilo. Dalam pernyataannya, ia menyebutkan bahwa siswa Sekolah Rakyat memang tidak secara otomatis mendapatkan uang saku layaknya peserta Kartu Jakarta Pintar (KJP). Namun, ada kebijakan lanjutan yang sedang dibahas untuk memberikan dukungan finansial bagi mereka.
Uang saku ini rencananya akan diberikan dalam bentuk insentif berbasis kehadiran dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ini artinya, siswa yang rajin hadir dan aktif akan diprioritaskan untuk menerima bantuan berupa uang saku. Skema ini bertujuan untuk memotivasi peserta agar terus mengikuti program secara konsisten.
Skema Bantuan dan Pendanaan yang Diberikan
Dukungan bagi siswa Sekolah Rakyat tidak terbatas pada uang saku. Menurut Dinas Pendidikan DKI, bantuan juga mencakup penyediaan alat tulis, seragam, makanan tambahan, hingga pelatihan keterampilan. Bahkan, ada beberapa titik Sekolah Rakyat yang difasilitasi program kerja sama lintas OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk menyediakan psikolog dan konselor pendidikan.
Rencana pemberian uang saku sedang difinalisasi, dan besarannya masih dalam tahap pembahasan. Skema pendanaannya kemungkinan akan melibatkan dana APBD DKI Jakarta yang difokuskan pada program bantuan sosial pendidikan. Beberapa sumber menyebutkan kisaran bantuan uang saku yang diusulkan sekitar Rp200.000 hingga Rp350.000 per bulan per siswa, tergantung pada komponen kehadiran dan evaluasi kinerja siswa.
Tujuan Diberikannya Uang Saku kepada Siswa Sekolah Rakyat
Tujuan utama dari pemberian uang saku bagi siswa Sekolah Rakyat adalah untuk mendorong keberlanjutan pendidikan. Banyak peserta yang berasal dari keluarga dengan penghasilan sangat rendah, sehingga risiko putus sekolah tetap tinggi. Dengan adanya uang saku, siswa diharapkan memiliki semangat untuk terus belajar dan tidak terpaksa bekerja membantu ekonomi keluarga.
Selain itu, pemberian uang saku juga menjadi bentuk pengakuan bahwa pendidikan non-formal seperti Sekolah Rakyat juga penting dan layak mendapatkan perhatian yang sama seperti sekolah formal. Dalam jangka panjang, dukungan ini diharapkan bisa mengurangi angka anak tidak sekolah (ATS) dan meningkatkan angka partisipasi sekolah di DKI Jakarta.
Respon Masyarakat dan Evaluasi Dinas Pendidikan
Secara umum, masyarakat merespons positif wacana pemberian uang saku ini. Banyak orang tua berharap program Sekolah Rakyat tidak hanya berkelanjutan, tapi juga berkembang menjadi jalur pendidikan resmi yang diakui setara. Ada pula yang menyarankan agar siswa Sekolah Rakyat langsung masuk ke dalam skema bantuan pendidikan seperti KJP Plus.
Dinas Pendidikan sendiri menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi dan penyempurnaan program. Salah satu indikator utama keberhasilan Sekolah Rakyat adalah tingkat kehadiran siswa. Jika program insentif uang saku diberlakukan, maka evaluasi kehadiran ini akan menjadi acuan untuk memastikan efektivitas program.
Perbandingan Dengan Program KJP dan Bansos Pendidikan Lainnya
Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah program bantuan pendidikan formal yang menyasar siswa SD hingga SMA sederajat yang bersekolah di institusi resmi. Dalam program ini, siswa mendapatkan uang saku, bantuan seragam, transportasi, hingga dana pembelian buku.
Berbeda dengan KJP, Sekolah Rakyat belum memiliki skema insentif sekomprehensif itu. Namun jika program uang saku ini berjalan, maka Sekolah Rakyat bisa menjadi pelengkap yang kuat bagi sistem pendidikan Jakarta. Apalagi, Sekolah Rakyat juga membuka peluang pendidikan bagi siswa yang tak bisa ikut sistem zonasi atau tidak diterima sekolah negeri.
Meskipun belum sepenuhnya ditetapkan, wacana pemberian uang saku bagi siswa Sekolah Rakyat adalah langkah positif dalam mendukung pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu. Program ini membuktikan bahwa pemerintah daerah semakin terbuka terhadap model pendidikan alternatif, yang inklusif dan menyentuh akar permasalahan di lapangan.
Jika kamu atau keluargamu menjadi bagian dari Sekolah Rakyat, tetap semangat dan terus aktif mengikuti kegiatan. Dengan hadir dan berpartisipasi, kamu bukan hanya belajar, tapi juga membantu memperkuat argumen bahwa program ini layak mendapatkan dukungan penuh, termasuk dari sisi finansial.
FAQ
Apakah siswa Sekolah Rakyat dapat uang saku?
Belum semua, namun ada wacana insentif berbasis kehadiran sedang dikaji.
Berapa jumlah uang saku yang akan diberikan?
Diperkirakan antara Rp200.000–Rp350.000 per bulan tergantung kebijakan final.
Apakah Sekolah Rakyat dikelola oleh pemerintah?
Ya, berada di bawah Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Di mana lokasi Sekolah Rakyat?
Berada di berbagai wilayah DKI, biasanya di ruang komunitas atau rumah baca.
Apa tujuan utama program ini?
Memberikan akses pendidikan untuk anak-anak yang tidak tertampung di sekolah formal.
