Dunia kemahasiswaan kembali diwarnai gejolak setelah dua kampus besar, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Diponegoro (Undip), resmi menyatakan keluar dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) versi Kerakyatan. Keputusan ini disampaikan tak lama setelah digelarnya Musyawarah Nasional (Munas) BEM SI 2025. Kabar susul ugm bem undip pun menjadi perbincangan hangat di media sosial, forum mahasiswa, dan kalangan akademisi.
Dalam pernyataan resminya, kedua BEM kampus tersebut mengaku tidak lagi sejalan dengan arah gerak BEM SI Kerakyatan. Mereka menilai forum nasional mahasiswa itu telah mengalami pergeseran nilai serta kurang transparan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, muncul klaim dari UGM dan Undip bahwa mereka tidak pernah diundang secara resmi dalam Munas, sehingga tidak mengakui hasil-hasilnya. Langkah ini pun membuka diskusi besar soal masa depan aliansi mahasiswa di Indonesia.
Alasan UGM dan Undip Memutuskan Hengkang dari BEM SI
Keputusan untuk hengkang dari BEM SI tentu bukan hal sepele, mengingat UGM dan Undip selama ini merupakan pilar penting dalam gerakan mahasiswa nasional. Pihak BEM UGM menyebut bahwa arah perjuangan aliansi tidak lagi berfokus pada isu rakyat, melainkan mulai condong pada kepentingan sempit elit internal.
Hal senada juga disampaikan BEM Undip, yang menyoroti ketidakterbukaan dalam proses pengambilan keputusan selama Munas. Mereka merasa selama ini hanya dijadikan “pelengkap” dalam rapat-rapat formal, tanpa ruang diskusi yang sehat. Susul ugm bem undip keluar dari aliansi menjadi simbol keresahan atas praktik organisasi yang dianggap tak lagi merepresentasikan semangat kolektif mahasiswa.
Sikap tegas ini memperlihatkan bahwa aliansi nasional tidak bisa dipertahankan hanya dengan label “kerakyatan” semata. Diperlukan konsistensi nilai, demokratisasi internal, dan forum yang benar-benar terbuka.
Kronologi Mundurnya Dua Kampus Besar dari BEM SI Kerakyatan
Kronologi keluarnya BEM UGM dan Undip bermula dari ketidakhadiran mereka dalam Munas BEM SI 2025. Kedua kampus mengaku tidak mendapatkan undangan resmi, namun tetap mencermati prosesnya melalui dokumentasi yang beredar.
Puncaknya terjadi setelah Munas rampung dan hasil-hasil forum diumumkan. UGM dan Undip merilis pernyataan tertulis bahwa mereka tidak mengakui forum tersebut, karena tidak memenuhi prinsip partisipasi menyeluruh. Langkah ini menjadi titik tolak hengkangnya mereka.
Susul ugm bem undip keluar juga mendapat perhatian dari media nasional, karena selama ini kedua kampus dikenal aktif dalam berbagai aksi mahasiswa, baik lokal maupun nasional.
Reaksi BEM SI Kerakyatan dan Publik Mahasiswa
Menanggapi keputusan UGM dan Undip, Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan menyatakan bahwa pihaknya terbuka terhadap evaluasi dan kritik. Namun, mereka juga menyayangkan keputusan sepihak tanpa dialog terbuka. Pihaknya menilai, keputusan itu diambil tanpa proses komunikasi langsung dengan forum.
Sementara itu, reaksi dari mahasiswa lain di berbagai daerah terbelah. Ada yang mendukung langkah BEM UGM dan Undip karena dianggap berani dan idealis, namun ada pula yang menyayangkan karena akan memperlemah gerakan kolektif mahasiswa di tingkat nasional.
Beberapa kampus besar lainnya seperti UI, ITB, dan UNHAS pun disebut-sebut sedang mengevaluasi ulang posisi mereka dalam aliansi. Ini menandakan bahwa dampak keputusan dua kampus ini cukup besar dan bisa berujung pada reformasi struktural di BEM SI Kerakyatan.
Masa Depan Gerakan Mahasiswa Pasca Mundurnya UGM dan Undip

Keputusan UGM dan Undip keluar dari BEM SI Kerakyatan tentu memicu pertanyaan besar: bagaimana masa depan gerakan mahasiswa nasional ke depan? Apakah akan muncul aliansi baru, ataukah masing-masing BEM akan bergerak secara mandiri?
Beberapa pengamat menyarankan pentingnya menyusun ulang peta koalisi mahasiswa dengan nilai-nilai baru yang lebih demokratis. Susul ugm bem undip dianggap sebagai momen reflektif yang bisa mendorong lahirnya platform alternatif berbasis transparansi dan keterbukaan.
Tidak menutup kemungkinan munculnya gerakan baru yang lebih inklusif, kolaboratif lintas kampus, dan tidak bergantung pada struktur formal yang tertutup. Dunia digital dan media sosial kini menjadi ruang yang subur bagi kolaborasi antar-BEM tanpa harus terikat secara struktural.
FAQ
Kenapa BEM UGM dan Undip keluar dari BEM SI Kerakyatan?
Karena merasa forum tidak lagi terbuka, tidak transparan, dan tidak sesuai nilai perjuangan mahasiswa.
Apakah keduanya menghadiri Munas 2025?
Tidak, mereka mengaku tidak diundang secara resmi dan tidak mengakui hasil Munas.
Apa dampak keluarnya UGM dan Undip?
Membuka wacana pembentukan aliansi baru dan evaluasi internal BEM SI oleh kampus lain.
Bagaimana respons BEM SI?
Mereka menyayangkan keputusan sepihak, tapi terbuka untuk dialog dan evaluasi.
Apakah ada kampus lain yang menyusul?
Belum ada yang menyatakan keluar, tapi sejumlah BEM besar dikabarkan tengah mengevaluasi posisi mereka.