Bagi sebagian umat Islam di Indonesia, niat sholat rebo wekasan bulan safar menjadi salah satu amalan yang dipercaya memiliki nilai spiritual tinggi. Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama dan dilaksanakan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Keyakinan yang berkembang di masyarakat adalah bahwa bulan Safar diyakini memiliki banyak ujian, bala, dan musibah, sehingga dianjurkan untuk memperbanyak doa, istighfar, dan ibadah sunnah.
Sholat Rebo Wekasan bukan sekadar ritual biasa, melainkan bagian dari tradisi keagamaan yang diwariskan turun-temurun. Walau dalam pandangan hukum Islam masih terjadi perbedaan pendapat mengenai keabsahannya, namun banyak ulama menyarankan untuk memperbanyak ibadah sunnah di hari tersebut. Dengan niat yang lurus dan pelaksanaan yang benar, amalan ini diyakini bisa menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah sekaligus bentuk ikhtiar menolak bala.
Sejarah dan Asal Usul Rebo Wekasan
Sebelum membahas niat sholat rebo wekasan bulan safar, menarik untuk menelusuri asal-usul tradisi ini. Rebo Wekasan sendiri berasal dari kata “Rabu” dan “Wekasan” yang berarti Rabu terakhir. Dalam tradisi Jawa, hari ini dianggap sebagai waktu yang penuh cobaan. Keyakinan tersebut dipengaruhi oleh budaya lokal yang kemudian berakulturasi dengan ajaran Islam.
Seiring berjalannya waktu, ulama dan masyarakat mengisi tradisi ini dengan amalan ibadah, seperti sholat sunnah, doa tolak bala, dan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan demikian, nilai tradisi tetap terjaga namun dibingkai dengan nuansa keislaman yang lebih kuat.
Hukum Sholat Rebo Wekasan dalam Islam
Mengenai hukum niat sholat rebo wekasan bulan safar, para ulama memiliki pandangan yang berbeda. Sebagian ulama berpendapat bahwa sholat ini tidak ada tuntunannya secara langsung dalam sunnah Nabi Muhammad SAW, sehingga tidak bisa dijadikan ibadah wajib atau sunnah muakkadah. Namun, sebagian lain memandangnya sebagai amalan sunnah yang baik karena tujuannya untuk memperbanyak doa dan mendekatkan diri kepada Allah.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan beberapa organisasi keagamaan menyarankan agar umat Islam tidak menganggap sholat ini wajib, tetapi boleh dilakukan sebagai ibadah sunnah dengan niat memperbanyak doa dan ibadah di hari yang diyakini banyak bala. Oleh karena itu, yang lebih ditekankan adalah memperbanyak istighfar, sedekah, membaca Al-Qur’an, dan doa tolak bala.
Niat Sholat Rebo Wekasan Bulan Safar
Berbicara mengenai niat sholat rebo wekasan bulan safar, lafaz niatnya tidak diatur secara khusus dalam hadis, namun dapat dilafalkan dengan bahasa Arab atau Indonesia sesuai niat hati. Secara umum, niatnya adalah melakukan sholat sunnah dua rakaat atau empat rakaat untuk memohon perlindungan Allah dari bala dan musibah.
Contoh niatnya dalam bahasa Arab adalah:
“Ushalli sunnatan rak’ataini lillahi ta’ala.”
Artinya: “Saya niat sholat sunnah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Sholat Rebo Wekasan
Setelah mengucapkan niat sholat rebo wekasan bulan safar, tata caranya pada dasarnya sama dengan sholat sunnah lainnya. Hanya saja, biasanya ditambah dengan doa-doa khusus setelah selesai sholat. Berikut tata caranya:
- Niat sholat sunnah dua rakaat atau empat rakaat.
- Membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek pada setiap rakaat.
- Setelah salam, membaca doa tolak bala.
- Memperbanyak dzikir, istighfar, dan shalawat Nabi.
Beberapa ulama dan masyarakat juga menambahkan amalan lain seperti membaca Surat Yasin tiga kali dengan niat berbeda: memohon panjang umur, dijauhkan dari bala, dan dilimpahkan rezeki.
Doa Tolak Bala di Hari Rebo Wekasan
Selain niat sholat rebo wekasan bulan safar, doa tolak bala menjadi bagian penting dalam tradisi ini. Doa-doa yang dibaca berisi permohonan agar Allah melindungi hamba-Nya dari berbagai musibah. Salah satu doa populer yang sering dibaca adalah:
“Allahumma kfini bihalalika ‘an haramika, wa aghnini bifadhlika ‘amman siwaka.”
Artinya: “Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rezeki-Mu yang halal dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari selain-Mu.”
Waktu Pelaksanaan Sholat Rebo Wekasan
Sholat Rebo Wekasan dilakukan pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Mengenai waktu pelaksanaan, ulama berbeda pendapat. Sebagian menyarankan dilakukan di pagi hari setelah sholat Dhuha, sebagian lagi melaksanakannya di siang atau sore hari. Namun yang terpenting adalah menjaga kekhusyukan dan melaksanakan dengan niat ikhlas.
Amalan Lain yang Disarankan
Selain melaksanakan niat sholat rebo wekasan bulan safar, ada beberapa amalan lain yang disarankan di hari tersebut. Di antaranya adalah:
- Membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali dengan niat berbeda.
- Memperbanyak istighfar dan shalawat Nabi.
- Bersedekah kepada fakir miskin.
- Membaca doa-doa perlindungan dari bala.
Amalan-amalan ini tidak wajib, tetapi dianggap baik untuk menambah keberkahan dan perlindungan di hari yang diyakini penuh cobaan ini.
Niat sholat rebo wekasan bulan safar adalah bagian dari tradisi keagamaan yang berkembang di masyarakat Islam, khususnya di Indonesia. Walau tidak secara langsung diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, tradisi ini dipandang sebagai amalan baik yang berisi doa, dzikir, dan ibadah sunnah untuk memohon perlindungan Allah. Yang terpenting adalah menjaga niat, tidak menganggapnya wajib, dan menjadikannya sebagai sarana memperbanyak ibadah di bulan Safar.
FAQ
Apakah sholat Rebo Wekasan wajib dilakukan?
Tidak, sholat ini bersifat sunnah dan tradisi yang dianjurkan sebagai amalan tambahan.
Kapan waktu pelaksanaan sholat Rebo Wekasan?
Pada hari Rabu terakhir bulan Safar, biasanya dilakukan pagi atau siang hari.
Apa doa utama yang dibaca saat Rebo Wekasan?
Doa tolak bala yang berisi permohonan perlindungan Allah dari musibah.
Apakah ada jumlah rakaat khusus untuk sholat Rebo Wekasan?
Tidak ada ketentuan baku, bisa dilakukan dua rakaat atau empat rakaat.
Bagaimana hukum tradisi ini menurut ulama?
Ada perbedaan pendapat, sebagian tidak menganjurkan secara khusus, sebagian membolehkannya sebagai ibadah sunnah.
