Belakangan ini publik dihebohkan dengan kemunculan robot polisi dalam perayaan Hari Bhayangkara ke-79 yang digelar oleh Kepolisian Republik Indonesia. Tak sekadar atraksi teknologi, robot ini memicu perdebatan soal anggaran robot polisi yang disebut mencapai miliaran rupiah. Isu ini memantik berbagai reaksi dari masyarakat, terutama di media sosial yang mempertanyakan urgensi pembelian robot untuk operasional kepolisian.
Robot tersebut diketahui merupakan bagian dari unit demonstrasi teknologi yang disebut-sebut akan menjadi bagian dari transformasi digital Polri di masa depan. Namun setelah muncul di perayaan resmi, banyak netizen mulai membongkar spekulasi seputar harga, fungsi, dan efektivitasnya dalam konteks anggaran robot polisi 2025. Artikel ini akan mengulas tuntas kontroversi ini, mulai dari asal-usul robot, rincian harga, spesifikasi teknis, hingga reaksi masyarakat dan tanggapan Polri.
Apa Itu Robot Polisi dan Fungsinya di Lapangan?
Robot polisi adalah perangkat berteknologi tinggi yang dirancang untuk membantu tugas-tugas kepolisian dalam situasi berisiko tinggi atau sebagai dukungan operasional di lapangan. Di banyak negara maju, penggunaan robot semacam ini sudah menjadi bagian dari sistem keamanan seperti patroli otomatis, deteksi bahan peledak, hingga dukungan dalam misi SWAT.
Namun, dalam konteks Indonesia, kemunculan robot polisi Indonesia lebih pada demonstrasi teknologi ketimbang kebutuhan operasional nyata. Banyak yang menyamakan kehadirannya dengan hiburan atau ajang pameran teknologi saja. Oleh karena itu, muncul pertanyaan apakah anggaran yang dialokasikan memang sesuai dengan manfaat yang diberikan.
Pihak kepolisian sendiri menyebut bahwa robot tersebut belum digunakan dalam tugas lapangan sehari-hari, dan masih dalam tahap uji coba serta eksplorasi penggunaan ke depan. Beberapa spekulasi menyebut robot ini bisa digunakan sebagai bagian dari strategi keamanan berbasis teknologi di kota-kota besar.
Anggaran Robot Polisi yang Viral dan Kontroversial
Salah satu isu paling hangat adalah seputar anggaran robot polisi per bulan dan total biaya pengadaannya. Berdasarkan laporan dari berbagai sumber, salah satu unit robot anjing disebut memiliki harga sekitar Rp3 miliar. Namun, netizen yang menelusuri spesifikasi dan bentuk robot tersebut mengklaim bahwa alat tersebut tak lebih dari robot mainan yang dipasarkan secara daring dengan harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Perbedaan antara harga yang dilaporkan oleh media resmi dan analisa netizen memunculkan spekulasi tentang potensi markup harga. Di sisi lain, belum ada konfirmasi resmi dari Polri terkait sumber anggaran dan rincian pengadaan robot tersebut, sehingga masyarakat semakin penasaran.
Isu ini makin memanas ketika muncul anggaran robot polisi besar dan robot lainnya seperti model ambulans dan drone yang ikut dipertontonkan. Netizen menyoroti kurangnya transparansi serta membandingkan penggunaan anggaran ini dengan kebutuhan yang lebih mendesak seperti fasilitas parkir polsek, perlengkapan operasional, atau tunjangan kesejahteraan anggota.
Reaksi Masyarakat dan Perdebatan Netizen
Media sosial seperti X (Twitter) dan Instagram dibanjiri komentar sinis dan lucu dari netizen. Banyak yang menyindir bahwa robot tersebut lebih cocok jadi maskot daripada perangkat serius untuk pengamanan. Hashtag seperti #robotpolisi, #anggaranrobot dan #dukunglapanganlebihpenting menjadi tren dalam beberapa hari.
Beberapa pengguna juga menyamakan bentuk robot tersebut dengan produk robot mainan yang dijual di marketplace luar negeri. Anggaran robot polisi jahat jadi sebutan populer karena publik merasa dana yang seharusnya digunakan untuk pelayanan publik malah digunakan untuk hal yang belum jelas dampaknya.
Meski begitu, ada pula masyarakat yang mendukung terobosan ini sebagai langkah awal adopsi teknologi oleh institusi negara. Mereka menyebut bahwa semua inovasi besar pasti mengalami resistensi awal, dan yang terpenting adalah transparansi serta kejelasan roadmap penggunaan teknologi tersebut.
Spesifikasi dan Harga Robot Polisi Versi Netizen

Dalam laporan di lapangan, robot polisi yang ditampilkan dalam perayaan Bhayangkara tidak memiliki sistem sensor canggih seperti pada robot tempur atau keamanan buatan Boston Dynamics. Menurut netizen, model serupa bisa ditemukan di toko online dengan harga mulai Rp5 juta hingga Rp50 juta tergantung fitur.
Spesifikasi yang terungkap sejauh ini antara lain:
- Daya baterai 2 jam
- Gerakan dengan roda atau kaki artifisial
- Tidak ada fitur pengenalan wajah atau deteksi suara
- Tidak dapat menavigasi medan ekstrem
Dari sini, muncul perbandingan yang menyebut bahwa anggaran robot polisi rtv atau robot versi TV sebenarnya terlalu tinggi jika dibandingkan dengan fungsinya yang terbatas. Padahal, jika memang untuk tujuan edukatif atau demo teknologi, bisa saja dilakukan dengan biaya jauh lebih hemat.
Analisa Penggunaan Anggaran dalam Konteks Hukum dan Kelembagaan
Menurut beberapa pengamat anggaran negara, pengadaan alat dan perlengkapan kepolisian seharusnya masuk dalam rencana strategis dan kebutuhan prioritas. Dalam konteks anggaran robot polisi indonesia, diperlukan penilaian mendalam apakah alat tersebut benar-benar diperlukan, atau hanya menjadi beban anggaran belaka.
Bila merujuk pada Permendagri dan Perpres tentang pengadaan barang dan jasa, pengeluaran untuk alat seperti robot harus memiliki justifikasi teknis dan administratif yang kuat. Selain itu, penting untuk dilakukan audit agar mencegah potensi pemborosan atau penyalahgunaan dana negara.
Sementara itu, publik berhak mempertanyakan jika pengeluaran tersebut tidak dibarengi dengan transparansi atau output kinerja yang jelas. Anggaran robot polisi kecil atau besar harus tetap melalui proses yang akuntabel dan bisa dipertanggungjawabkan.
Proyeksi Penggunaan Robot dalam Sistem Keamanan Nasional
Meski menuai kontroversi, banyak pihak tetap melihat bahwa penggunaan robot dalam sistem keamanan akan menjadi keniscayaan di masa depan. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan sudah mulai mengintegrasikan robot dalam sistem patroli, lalu lintas, hingga tanggap darurat.
Namun, implementasi di Indonesia tentu harus dilakukan secara bertahap, realistis, dan sesuai kebutuhan daerah. Apalagi anggaran robot polisi ambulans, drone, hingga AI surveillance cukup besar. Dibutuhkan kerangka regulasi dan tata kelola yang jelas agar penggunaan robot dapat meningkatkan efektivitas kerja, bukan sekadar pajangan atau proyek percobaan mahal.
FAQ
Apa itu anggaran robot polisi yang ramai dibicarakan?
Ini merujuk pada biaya pengadaan robot yang dipamerkan dalam HUT Bhayangkara dan diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Berapa harga robot polisi menurut netizen?
Beberapa menyebut robot tersebut bisa dibeli online hanya dengan harga Rp5 juta hingga Rp50 juta.
Apakah robot polisi sudah digunakan secara resmi?
Hingga saat ini, masih dalam tahap demonstrasi dan belum digunakan dalam operasi harian.
Mengapa muncul kontroversi soal anggaran?
Karena publik merasa tidak ada transparansi dan urgensi yang jelas dari pengadaan robot tersebut.
Apa tanggapan Polri soal anggaran ini?
Belum ada pernyataan resmi lengkap, tapi disebut masih dalam tahap pengembangan dan uji coba.