Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan publik, Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, mengakui bahwa akun “fufufafa” di media sosial milik kakaknya, Gibran Rakabuming Raka. Pernyataan ini sontak memicu respons luas, mulai dari istana hingga netizen. Artikel ini akan membahas bagaimana pengakuan ini menciptakan polemik, serta respons dari berbagai pihak yang terlibat.

Kronologi Kaesang Akui Akun Fufufafa Milik Gibran

Pernyataan Kaesang mengenai akun fufufafa muncul setelah spekulasi panjang tentang siapa pemilik akun tersebut. Akun yang kerap kali membagikan konten satire politik ini sebelumnya sempat dikaitkan dengan beberapa tokoh, termasuk Gibran, yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Solo. Dalam sebuah wawancara, Kaesang secara spontan mengonfirmasi bahwa akun tersebut memang milik Gibran, mengakhiri teka-teki yang sudah lama bergulir.

Namun, tidak lama setelah pengakuan tersebut, istana dikabarkan langsung bergerak. Pihak istana merasa perlu merespons karena keterkaitan akun tersebut dengan keluarga presiden bisa berdampak pada citra dan stabilitas politik. Sebagai salah satu keluarga paling terkenal di Indonesia, setiap langkah atau pernyataan dari anggota keluarga Presiden Joko Widodo selalu mendapat sorotan​.

Pengakuan Kaesang langsung memicu kehebohan di kalangan publik dan media. Istana sendiri dikabarkan “panik” atas pengakuan tersebut, karena potensi dampaknya terhadap politik dan pemerintahan saat ini. Beberapa pengamat menilai, pengakuan Kaesang ini mungkin tampak tidak penting, tetapi karena melibatkan anggota keluarga presiden, isu ini memiliki potensi politis yang cukup besar.

Roy Suryo, pengamat politik dan mantan menteri, memberikan komentarnya. Menurutnya, Kaesang memang dikenal sebagai pribadi yang ceplas-ceplos, namun ia juga menyatakan bahwa pengakuan tersebut seharusnya dikelola dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat​.

Selain itu, respons publik di media sosial sangat beragam. Sebagian besar netizen merasa terhibur dengan gaya santai Kaesang yang dikenal sering membuat candaan. Namun, ada juga yang mengkritik langkahnya karena dianggap tidak tepat jika menyangkut hal yang dapat berdampak pada citra politik kakaknya dan keluarganya).

Tindak Lanjut dari Pihak Kepolisian

Pengakuan Kaesang ini juga mendapat perhatian dari aparat hukum. Menurut beberapa sumber, Bareskrim Polri bahkan diminta oleh relawan Jokowi untuk menindaklanjuti pengakuan tersebut, mengingat adanya kekhawatiran bahwa konten yang diunggah melalui akun “fufufafa” bisa berdampak pada opini publik. Relawan tersebut berargumen bahwa setiap tindakan atau pernyataan yang dilakukan oleh anggota keluarga presiden harus ditinjau agar tidak ada unsur yang bisa merugikan citra pemerintahan.​

Meski begitu, hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian mengenai langkah apa yang akan diambil. Relawan yang mendesak tindakan tersebut menyatakan bahwa tujuan mereka bukan untuk menghukum, tetapi lebih pada memastikan bahwa ada regulasi dan pengawasan yang jelas ketika anggota keluarga presiden terlibat dalam aktivitas yang bisa berdampak politis​.

Gibran dan Sikap Diamnya

Menariknya, hingga artikel ini ditulis, Gibran Rakabuming belum memberikan komentar apapun terkait pernyataan Kaesang. Banyak yang menduga bahwa Gibran memilih untuk bersikap tenang dan tidak ingin memperkeruh suasana, mengingat perannya sebagai pejabat publik yang harus menjaga sikap netral dan profesional.

Beberapa pengamat politik menduga bahwa diamnya Gibran adalah upaya untuk menghindari spekulasi lebih lanjut, terutama karena ia memiliki peran penting sebagai Wali Kota Solo dan potensinya untuk maju dalam kontestasi politik yang lebih besar di masa depan. Tindakan Gibran ini dianggap langkah bijak untuk meredam situasi dan menjaga citra politiknya yang selama ini dikenal tenang dan strategis.

Pengakuan Kaesang tentang akun fufufafa milik Gibran memang memicu berbagai reaksi, mulai dari pihak istana hingga netizen di media sosial. Meskipun terlihat sebagai candaan sederhana dari Kaesang, dampaknya cukup besar karena melibatkan keluarga Presiden Joko Widodo. Istana, para relawan, dan aparat hukum terus memantau perkembangan ini, meskipun belum ada tindakan resmi yang diambil hingga saat ini.

Di sisi lain, sikap diam Gibran mungkin adalah strategi terbaik untuk meredam situasi dan menjaga fokus pada tugasnya sebagai Wali Kota Solo. Dengan situasi yang masih berkembang, kita akan melihat bagaimana isu ini akan dikelola oleh keluarga presiden dan pemerintah dalam beberapa waktu mendatang.