Jembatan Ujung Batu Rokan Hulu yang menghubungkan Pasir Pengaraian, Ujung Batu, hingga Sumatera Utara, mengalami kerusakan parah akibat banjir besar yang melanda Sungai Rokan. Insiden ini menjadi perhatian luas setelah video kondisi jembatan viral di media sosial. Kerusakan ini tidak hanya mengganggu akses lalu lintas tetapi juga memberikan dampak besar pada roda ekonomi masyarakat setempat.
Banjir yang melanda daerah ini menyebabkan pilar jembatan bergeser dan lantai jembatan menjadi miring sekitar 15 sentimeter. Kendaraan roda dua dan mobil kecil masih bisa melintas, meskipun dengan risiko tinggi. Namun, kendaraan bertonase berat seperti truk pengangkut hasil perkebunan tidak dapat melewati jalur ini.
Kerusakan Jembatan Ujung Batu Rokan Hulu: Penyebab dan Dampak
Kerusakan pada Jembatan Ujung Batu Rokan Hulu disebabkan oleh derasnya arus Sungai Rokan yang meningkat akibat curah hujan tinggi. Hantaman benda besar seperti kayu hanyut semakin memperparah kondisi tiang penyangga jembatan yang sudah rapuh karena usia. Dibangun pada tahun 1980-an, jembatan ini menjadi jalur vital bagi masyarakat dan distribusi hasil perkebunan seperti kelapa sawit, karet, serta minyak mentah.
Dampaknya sangat terasa, terutama pada ekonomi warga yang bergantung pada distribusi komoditas tersebut. Jalur alternatif yang harus ditempuh memakan waktu lebih lama dan biaya lebih tinggi, sehingga menambah beban ekonomi masyarakat.
“Kami khawatir jika kondisi ini dibiarkan, aktivitas ekonomi masyarakat akan semakin terganggu,” ujar Budi, salah satu warga setempat.
Upaya Penanganan Awal dan Respons Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau untuk menangani kerusakan Jembatan Ujung Batu Rokan Hulu. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Rokan Hulu, Zulfikri, menyebutkan bahwa arus lalu lintas sementara diberlakukan sistem buka tutup untuk mengurangi beban jembatan.
Selain itu, BPBD Rokan Hulu melakukan pembersihan tumpukan sampah dan kayu besar yang menyangkut di bawah jembatan guna mencegah kerusakan lebih lanjut. Langkah darurat seperti penyediaan perahu untuk kendaraan roda dua juga telah disiapkan.
“Kami berharap pemerintah segera membangun jembatan darurat untuk memulihkan akses transportasi,” kata Zulfikri.
Alternatif Jalur dan Kendala Logistik
Hingga saat ini, pengguna jalan yang ingin menghindari Jembatan Rokan Hulu harus memutar melalui Kecamatan Kunto Darussalam atau Simpang Siabu Rokan. Jalur alternatif ini membutuhkan waktu lebih lama dan menyebabkan kemacetan panjang di beberapa titik.
Truk-truk pengangkut hasil perkebunan kini menghadapi kendala besar dalam mengirimkan barang ke tujuan. Hal ini berdampak langsung pada biaya operasional dan harga komoditas di pasaran.
Kondisi Terkini dan Progres Perbaikan
Pada kunjungan terbaru, Bupati Rokan Hulu H. Sukiman bersama perwakilan BPBD dan Dinas Perhubungan Provinsi Riau meninjau kondisi Jembatan Ujung Batu Rokan Hulu. Menurut laporan, kemiringan jembatan bertambah sejak insiden pertama pada 23 November 2024.
Sistem buka tutup masih diberlakukan untuk mengurangi beban jembatan, namun warga berharap perbaikan permanen segera dilakukan. Hingga kini, pemerintah daerah masih menunggu langkah konkret dari Dinas PUPR Provinsi Riau untuk rencana renovasi jangka panjang.
Tantangan Infrastruktur dan Mitigasi Bencana
Kerusakan Jembatan Ujung Batu Rokan Hulu menjadi pengingat akan pentingnya perawatan infrastruktur dan mitigasi bencana. Daerah seperti Rokan Hulu yang rawan banjir membutuhkan perhatian lebih dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur tahan bencana.
Langkah-langkah seperti pembersihan rutin di sekitar jembatan, peningkatan kualitas material, dan inspeksi berkala dapat mengurangi risiko kerusakan serupa di masa depan.
Kerusakan Jembatan Ujung Batu membawa dampak besar bagi akses transportasi dan ekonomi masyarakat di wilayah Rokan Hulu. Jalur ini adalah urat nadi distribusi komoditas penting seperti kelapa sawit dan karet yang menjadi andalan ekonomi Riau.
Diperlukan tindakan cepat dari pemerintah untuk memperbaiki jembatan, baik melalui solusi darurat maupun renovasi permanen. Selain itu, upaya mitigasi bencana harus menjadi prioritas untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Masyarakat berharap agar akses menuju Sumatera Utara dapat segera pulih, sehingga roda ekonomi kembali berjalan normal. Jika langkah-langkah konkret segera dilakukan, dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas dapat dihindari.