Breaking
12 Mar 2025, Wed

Kontroversi Jokowi Nebeng Pesawat TNI AU: Najwa Shihab Dikecam dan Dipuji

By Mega Saraswati No Comments #Najwa Shihab #Politik
Jokowi Nebeng Pesawat TNI AU

Komentar Najwa Shihab mengenai Jokowi nebeng pesawat TNI AU saat pulang ke Solo usai pelantikan presiden baru menuai sorotan tajam di media sosial. Pernyataan tersebut, yang disampaikan Najwa secara spontan dalam siaran langsung bersama Andovi da Lopez, memicu reaksi beragam. Ucapan ini bahkan sampai membuat netizen melontarkan kritik keras, hingga ada yang membakar buku karangan Najwa sebagai bentuk protes.

Kisah ini dimulai saat pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pada 20 Oktober 2024, di mana setelah acara, Jokowi dan Iriana memilih kembali ke kampung halaman di Solo dengan pesawat TNI AU, diiringi pengawalan ketat delapan pesawat tempur. Namun, kata “nebeng” yang digunakan Najwa untuk mendeskripsikan perjalanan Jokowi tersebut segera memicu kontroversi dan kritik dari warganet.

Awal Mula Kontroversi Ucapan Jokowi Nebeng Pesawat TNI AU

Komentar Najwa Shihab tentang Jokowi nebeng pesawat TNI AU muncul saat ia dan Andovi da Lopez melakukan siaran langsung untuk membahas momen pelantikan presiden dan wakil presiden. Najwa, yang akrab disapa Nana, awalnya hanya bercanda soal penggunaan pesawat milik TNI AU yang mengantar Jokowi pulang ke Solo. Namun, kata “nebeng” yang ia gunakan secara spontan dianggap tidak sopan oleh sebagian publik.

Andovi, yang juga menyadari reaksi dari kata tersebut, langsung mengoreksi ucapan Najwa. Ia menegaskan bahwa Jokowi bukan “nebeng,” melainkan diantar secara resmi oleh pihak TNI AU sebagai bentuk penghormatan. Najwa pun menyetujui koreksi tersebut dan segera meluruskan ucapannya. Meskipun demikian, potongan video tersebut terlanjur viral, dan reaksi keras dari netizen pun mulai berdatangan.

Reaksi Warganet Terhadap Jokowi Nebeng Pesawat TNI AU

Kata “nebeng” yang digunakan Najwa Shihab ini memicu diskusi hangat di platform media sosial, seperti Twitter (sekarang X) dan TikTok. Netizen dari berbagai kalangan langsung merespon, ada yang mengkritik Najwa, namun ada pula yang memberikan dukungan. Sebagian netizen merasa bahwa kata tersebut kurang pantas diucapkan untuk seorang mantan presiden, mengingat status Jokowi sebagai mantan kepala negara yang berhak mendapat penghormatan resmi.

Baca juga  Jokowi Berhentikan Budi Gunawan sebagai Kepala BIN: Mengapa dan Siapa Penggantinya?

Salah satu komentar yang ramai beredar adalah kritik terhadap etika berbahasa Najwa sebagai jurnalis. Beberapa pengguna media sosial bahkan menyatakan bahwa mereka kecewa dengan pilihan kata tersebut, yang dianggap kurang sopan. “Sekolah tinggi tapi enggak punya adab,” tulis seorang netizen yang berkomentar di akun media sosial Najwa. Ada pula yang menyebut Najwa ikut “nebeng hidup di NKRI,” membalikkan kata yang ia gunakan terhadap Jokowi.

Namun, di sisi lain, banyak juga yang membela Najwa. Mereka menyebut bahwa respons publik yang marah cenderung berlebihan. Beberapa netizen menilai bahwa serangan terhadap Najwa adalah bentuk penghakiman yang terlalu keras terhadap seorang jurnalis yang selama ini dianggap kritis.

Dukungan dan Kritik: Netizen Terbelah Atas Pernyataan Najwa Shihab

Komentar Jokowi nebeng pesawat TNI AU ternyata tidak hanya memancing kritik. Beberapa pengguna Twitter dan TikTok menyayangkan bahwa Najwa Shihab, yang selama ini dianggap memiliki reputasi baik, malah menjadi sasaran serangan verbal hingga ujaran kebencian. Di antara komentar tersebut, ada pengguna yang menyebut bahwa penyerangan ini sebenarnya bermotif untuk “mematikan karakter” Najwa.

“Kontribusi Najwa Shihab untuk bangsa ini luar biasa, dia berani membuka fakta dan mengkritisi pejabat publik. Tapi publik yang marah seolah tidak paham,” tulis salah satu pengguna Twitter yang membela Najwa. Beberapa netizen yang berpihak kepada Najwa pun mengecam mereka yang membakar buku karangan Najwa Shihab sebagai respons dari pernyataan tersebut.

Selain dukungan, kritik juga datang dari beberapa kalangan yang mempertanyakan tujuan komentar Najwa. Mereka berpendapat bahwa seorang jurnalis senior seharusnya lebih bijaksana dalam memilih kata-kata saat berbicara, terutama di depan publik. Kejadian ini juga mengingatkan bahwa kata yang dipilih dalam media publik memiliki dampak besar, apalagi ketika menyangkut seorang mantan pemimpin negara.

Baca juga  Sinetron Cinta Cinderella MDTV: Sinopsis, Jadwal Tayang, dan Pemeran

“Nebeng” Menurut KBBI dan Penggunaan Istilah dalam Bahasa Sehari-hari

Kontroversi ini juga menyoroti arti kata “nebeng” yang sebenarnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI, kata “nebeng” merujuk pada tindakan ikut serta menggunakan fasilitas tanpa membayar, misalnya menumpang kendaraan. Dalam kasus Jokowi yang diantar dengan pesawat TNI AU, warganet menilai bahwa kata “nebeng” kurang pantas karena seolah menggambarkan Jokowi tidak berhak mendapat fasilitas tersebut.

Penggunaan istilah seperti “nebeng” mungkin terdengar biasa dalam percakapan sehari-hari. Namun, dalam konteks tertentu, terutama saat merujuk pada pejabat publik, kata tersebut dianggap tidak tepat oleh banyak pihak. Najwa menyadari ini dan langsung mengoreksi, namun tetap tidak bisa menghindari efek viral dari perkataannya.

Pembakaran Buku Najwa Shihab: Tindakan Berlebihan atau Bentuk Protes?

Tak hanya kata-kata pedas, netizen di TikTok bahkan melakukan aksi lebih ekstrem dengan membakar buku karangan Najwa Shihab. Tindakan ini kemudian memicu reaksi dari warganet di platform X, yang sebagian besar merasa prihatin dan menganggap pembakaran buku sebagai tindakan yang berlebihan.

Beberapa pengguna X mengungkapkan bahwa tindakan tersebut mencerminkan sikap intoleran terhadap opini dan pandangan yang berbeda. Pembakaran buku sebagai bentuk protes pun menuai kecaman, karena dianggap sebagai tindakan yang tidak mendidik dan menghambat kebebasan berekspresi.

Pelajaran yang Bisa Diambil dari Kontroversi Jokowi Nebeng Pesawat TNI AU

Kontroversi seputar pernyataan Najwa Shihab menjadi pelajaran penting mengenai dampak pemilihan kata dalam diskusi publik. Sebagai jurnalis, Najwa Shihab sebenarnya sering menyampaikan kritik dengan gaya yang lugas. Namun, kejadian ini mengingatkan bahwa meskipun bermaksud bercanda, pilihan kata tetap harus diperhatikan, terutama di platform publik yang mudah diakses.

Baca juga  Kapan Pelantikan Presiden Prabowo? Inilah Jadwal dan Persiapan Pentingnya

Di era digital saat ini, komentar atau pernyataan yang dianggap tidak pantas dapat dengan cepat menyebar dan menimbulkan reaksi yang beragam. Najwa Shihab, dengan karier panjangnya sebagai jurnalis, mungkin hanya berniat menyampaikan komentar ringan. Namun, kata “nebeng” telah memicu diskusi yang lebih besar dan menjadi refleksi tentang pentingnya kesadaran berbahasa.

Komentar Najwa Shihab tentang Jokowi nebeng pesawat TNI AU membawa kita pada refleksi sosial yang mendalam tentang etika berkomunikasi. Kasus ini bukan hanya tentang Najwa atau Jokowi, tetapi juga tentang cara publik menanggapi isu yang mungkin dianggap sepele. Respons yang begitu beragam, dari kritik hingga pembakaran buku, mencerminkan bagaimana masyarakat semakin reaktif dalam menghadapi pernyataan yang dianggap kurang pantas.

Dengan adanya kontroversi ini, penting bagi kita semua untuk lebih bijaksana dan hati-hati dalam berkomentar, terutama dalam situasi yang melibatkan tokoh publik dan simbol-simbol negara. Bagaimanapun, diskusi yang sehat dan kritis perlu tetap mengedepankan etika agar tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat.

By Mega Saraswati

Copywriter liputan mendalam di berbagai topik seperti politik, sepakbola, teknologi, olahraga dan isu-isu menarik yang viral dan populer. Memberikan sumber informasi terpercaya bagi pembaca yang ingin selalu terupdate dengan perkembangan terbaru.