Mandala Finance merger ini tidak hanya menjadi berita besar di sektor keuangan, tetapi juga menandai kembalinya kepercayaan investor terhadap pertumbuhan sektor pembiayaan. Dengan digelarnya konsolidasi ini, diperkirakan akan muncul sinergi positif dari sisi jaringan distribusi, pendanaan, manajemen risiko, dan layanan digital. Langkah ini dianggap sangat tepat, mengingat tren konsolidasi di industri keuangan semakin menjadi keniscayaan di tengah kompetisi digital dan kebutuhan ekspansi cepat.
Tujuan Strategis di Balik Merger Mandala dan Adira Finance
Sebelum membahas dampak dan potensi, penting untuk memahami motivasi utama di balik merger besar ini. Menurut pernyataan resmi dari kedua belah pihak, tujuan dari mandala finance merger adalah untuk memperluas jangkauan layanan pembiayaan hingga ke lapisan masyarakat yang lebih luas. Mandala Finance adalah perusahaan yang sudah lama dikenal kuat di segmen pembiayaan mikro dan ritel, khususnya di daerah seperti Sumatera dan Kalimantan.
Sementara itu, Adira Finance memiliki ekosistem digital dan kapasitas pendanaan yang lebih kuat sebagai bagian dari grup Bank Danamon dan MUFG. Dengan menggabungkan kekuatan keduanya, entitas hasil merger akan memiliki jaringan nasional yang lebih merata, mulai dari metropolitan hingga pelosok daerah. Termasuk kantor layanan Mandala Finance Medan dan Mandala Finance Langsa yang disebut akan menjadi basis operasional penting setelah konsolidasi rampung.
Fokus bisnis baru ini akan menggarap pembiayaan kendaraan, barang elektronik, pinjaman multiguna, hingga ekosistem pembiayaan syariah. Rencana ekspansi melalui layanan mobile dan digital juga menjadi strategi jangka menengah yang akan digenjot pasca-merger.
Skema Merger dan Dampaknya bagi Emiten
Dalam laporan yang beredar, merger antara Adira dan Mandala akan dilakukan melalui skema penggabungan usaha (merger by absorption), di mana salah satu entitas akan menjadi surviving entity. Detail lebih lanjut soal valuasi dan struktur saham pasca-merger masih dalam pembahasan regulator dan pemegang saham.
Namun demikian, pasar merespons positif kabar ini. Saham PT Mandala Finance Tbk (kode: MFIN) dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (kode: ADMF) sempat mengalami kenaikan setelah pengumuman resmi rencana merger. Ini menjadi indikator bahwa investor melihat konsolidasi ini sebagai langkah efisien untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saing di tengah tekanan suku bunga dan persaingan dari fintech.
Mandala Finance merger juga diharapkan mampu menurunkan biaya operasional melalui efisiensi kantor cabang, sumber daya manusia, serta integrasi teknologi dan data. Hal ini akan menciptakan margin keuntungan yang lebih besar dan struktur pembiayaan yang lebih kompetitif.
Respons OJK dan Proyeksi Pasar Multifinance ke Depan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerima pemberitahuan awal terkait merger ini dan menyambut baik inisiatif tersebut. Menurut pernyataan OJK, langkah konsolidasi ini sejalan dengan roadmap penguatan industri pembiayaan yang telah digagas sejak 2022. Pemerintah mendorong agar perusahaan pembiayaan memperkuat struktur modal, tata kelola, dan jangkauan digital untuk mengurangi risiko sistemik dan meningkatkan inklusi keuangan.
Mandala finance merger diperkirakan akan menjadi benchmark bagi aksi korporasi serupa di masa mendatang. Dengan makin ketatnya persaingan dari fintech peer-to-peer lending dan layanan digital lainnya, merger antar pelaku tradisional dianggap sebagai strategi vital untuk tetap relevan dan efisien.
Proyeksi pasar multifinance 2025-2030 juga menunjukkan pertumbuhan tahunan yang stabil, dengan pembiayaan kendaraan dan sektor produktif UMKM tetap menjadi andalan. Konsolidasi ini akan mempercepat penetrasi pasar di wilayah timur Indonesia, serta memperluas inklusi pembiayaan hingga ke sektor informal yang selama ini belum tersentuh oleh layanan keuangan formal.
Mandala Finance dan Adira: Dua Entitas yang Saling Melengkapi
Mandala Finance adalah perusahaan pembiayaan yang telah berdiri sejak 1997 dan dikenal dengan jaringan cabangnya yang luas di luar Pulau Jawa. Perusahaan ini unggul dalam pendekatan komunitas dan pelayanan tatap muka langsung. Mandala Finance Langsa dan Mandala Finance Medan menjadi contoh bagaimana perusahaan ini membangun kepercayaan masyarakat daerah.
Sebaliknya, Adira Finance memiliki kekuatan di sisi infrastruktur teknologi, keuangan, dan produk. Adira juga sudah memulai langkah digitalisasi sejak beberapa tahun terakhir, termasuk dengan aplikasi Adiraku dan pembiayaan online. Dengan penggabungan ini, Mandala akan memperoleh akses ke teknologi yang lebih baik, sementara Adira bisa memperluas jangkauan hingga ke desa-desa dengan memanfaatkan jaringan Mandala.
Secara kultural, integrasi sumber daya manusia akan menjadi tantangan tersendiri. Namun jika dilakukan dengan pendekatan bottom-up dan pelatihan menyeluruh, sinergi antara dua entitas ini berpotensi sangat kuat.