Fenomena ini menarik perhatian umat karena banyak yang masih bingung kapan waktu yang tepat untuk kembali menjalankan puasa sunnah setelah Idul Adha. Beberapa di antaranya bahkan belum paham hari tasyrik berapa hari lamanya, apakah termasuk Idul Fitri juga, serta bagaimana ketentuan larangan yang berlaku selama hari tasyrik. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap dan ringan mengenai hukum puasa di hari tasyrik, larangan-larangannya, dan apa saja jenis puasa yang disunnahkan setelahnya.
Apa Itu Hari Tasyrik dan Mengapa Tidak Boleh Puasa?
Hari tasyrik adalah tiga hari setelah hari raya Idul Adha, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dalam tahun 2025, hari tasyrik jatuh pada tanggal 8, 9, dan 10 Juni. Dalam tiga hari ini, umat Islam dilarang untuk berpuasa, baik puasa sunnah maupun wajib. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melarang berpuasa pada hari-hari tasyrik karena itu adalah hari untuk makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.
Hukum puasa di hari tasyrik termasuk haram, kecuali bagi jamaah haji yang sedang tidak memiliki hewan kurban. Mereka diperbolehkan mengganti dengan puasa tiga hari selama di tanah suci. Sedangkan untuk umat muslim di luar ibadah haji, tidak ada rukhsah (keringanan) untuk berpuasa pada hari tersebut. Itulah sebabnya puasa sunnah setelah hari tasyrik baru diperbolehkan mulai tanggal 14 Dzulhijjah atau setara dengan 11 Juni 2025.
Jenis-Jenis Puasa Sunnah Setelah Hari Tasyrik
Setelah hari tasyrik berlalu, umat Islam dianjurkan untuk kembali melaksanakan puasa sunnah. Beberapa jenis puasa sunnah yang dapat dilaksanakan setelah hari tasyrik antara lain:
- a. Puasa Senin dan Kamis
Puasa ini dianjurkan karena merupakan sunnah Rasulullah yang rutin dilakukan. - b. Puasa Ayyamul Bidh (13, 14, 15 Hijriah)
Puasa pertengahan bulan Hijriah sangat dianjurkan karena memiliki pahala besar. - c. Puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak)
Disebut sebagai puasa terbaik karena mengajarkan keseimbangan. - d. Puasa Syawal (jika belum terlaksana seluruhnya)
Meski umumnya dilaksanakan setelah Idul Fitri, sebagian ulama membolehkan meng-qadha di waktu lain.
Dengan memahami waktu yang tepat dan niat yang benar, pelaksanaan puasa sunnah bisa menjadi ibadah yang sangat bernilai. Apalagi setelah hari tasyrik, semangat spiritual umat biasanya masih tinggi.
Hukum Puasa di Hari Raya dan Hari Tasyrik
Menurut mayoritas ulama, hukum puasa pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah haram. Demikian juga dengan puasa pada tiga hari tasyrik yang mengikuti Idul Adha. Larangan ini dikuatkan dengan banyak hadis shahih. Salah satunya dari Nabi Muhammad SAW yang bersabda:
“Hari-hari tasyrik adalah hari makan, minum dan berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)
Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang seimbang dan tidak memberatkan umatnya. Justru pada hari-hari tasyrik, umat dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan mempererat tali silaturahmi, bukan menahan diri dari makan dan minum.
Puasa pada hari raya termasuk kategori ibadah yang tidak sah dilakukan karena bertentangan dengan makna perayaan itu sendiri, yang merupakan bentuk syukur dan perayaan kebersamaan umat Islam.
Larangan-Larangan Selama Hari Tasyrik
Selain larangan puasa, terdapat beberapa ketentuan lain yang perlu diperhatikan selama hari tasyrik, antara lain:
- Penyembelihan hewan kurban tidak boleh dilakukan pada tanggal 14 Dzulhijjah atau setelah hari tasyrik berakhir.
- Tidak boleh berpuasa kecuali untuk haji tamattu’ dan qiran yang tidak mendapatkan hewan kurban.
- Dianjurkan memperbanyak takbir dan dzikir sebagai bagian dari syiar hari tasyrik.
Hari-hari ini memang diperuntukkan bagi umat Islam untuk merayakan nikmat Allah, menyantap daging kurban, dan memperkuat ukhuwah. Oleh karena itu, memahami batasan waktu dan ketentuan hukum sangat penting agar tidak terjadi kesalahan dalam ibadah.
Jadwal Puasa Sunnah Setelah Tasyrik Tahun 2025
Setelah hari tasyrik berakhir, puasa sunnah dapat langsung dimulai pada hari berikutnya. Berikut contoh jadwal puasa sunnah yang bisa dilaksanakan mulai 11 Juni 2025:
- Rabu, 11 Juni: Puasa Senin-Kamis
- Kamis, 12 Juni: Puasa Kamis
- Senin, 16 Juni: Puasa Senin
- Kamis, 19 Juni: Puasa Kamis
- Senin, 23 Juni: Puasa Ayyamul Bidh (13 Dzulhijjah)
- Selasa, 24 Juni: Ayyamul Bidh (14 Dzulhijjah)
- Rabu, 25 Juni: Ayyamul Bidh (15 Dzulhijjah)
Tentunya, jadwal ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing individu. Yang terpenting adalah niat yang ikhlas serta kesungguhan dalam menjalankannya.
FAQ
Kapan hari tasyrik 2025 berakhir?
Hari tasyrik berakhir pada Selasa, 10 Juni 2025 atau 13 Dzulhijjah 1446 H.
Bolehkah berpuasa setelah hari tasyrik?
Boleh. Puasa sunnah bisa dimulai kembali sejak tanggal 14 Dzulhijjah atau 11 Juni 2025.
Apa hukum puasa di hari tasyrik?
Haram, kecuali untuk jamaah haji yang tidak memiliki hewan kurban.
Apa saja puasa sunnah yang dianjurkan setelah hari tasyrik?
Puasa Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, dan Puasa Daud.
Bolehkah berkurban setelah hari tasyrik?
Tidak. Penyembelihan hewan kurban hanya sah dilakukan sampai 13 Dzulhijjah.