Langkah tersebut diambil menyusul gangguan sistem layanan yang kembali terjadi hanya dalam kurun waktu satu minggu setelah perbaikan dilakukan sebelumnya. Gangguan tersebut menyebabkan transaksi nasabah terganggu, mulai dari kegagalan login di aplikasi mobile banking, keterlambatan saldo masuk, hingga transaksi yang tidak tercatat. Pemprov DKI selaku pemegang saham mayoritas pun merasa perlu meninjau ulang kinerja jajaran direksi, terutama di bidang IT yang menjadi garda depan dalam pelayanan digital kepada masyarakat urban Jakarta.
Masalah Sistem yang Terus Terulang
Kita tentu bisa memaklumi jika gangguan teknis terjadi sekali atau dua kali dalam setahun. Namun dalam kasus Bank DKI, gangguan layanan digital terjadi secara berulang dalam waktu yang sangat dekat. Pemecatan direktur it bank dki ini tidak lepas dari fakta bahwa insiden tersebut sudah terjadi beberapa kali hanya dalam hitungan minggu, bahkan setelah dilakukan evaluasi dan pemulihan sistem.
Menurut laporan resmi, sistem mobile banking Bank DKI mengalami gangguan hingga lima kali sejak awal 2025. Hal ini membuat kepercayaan nasabah menurun, terlebih saat gangguan terjadi di akhir pekan atau menjelang hari libur nasional, di mana aktivitas transaksi justru meningkat. Pramono menyebut bahwa jajaran direksi sudah diberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan, namun masalah justru berulang.
Tak hanya itu, tim audit internal menemukan ada ketidaksesuaian dalam prosedur pemulihan data dan sistem cadangan yang tidak berjalan optimal. Hal ini semakin memperkuat alasan direktur it bank dki di pecat karena dianggap gagal menjalankan tanggung jawab teknis dan manajerial di bidangnya.
Sikap Tegas Pramono dan Evaluasi Kepemimpinan
Langkah pemecatan ini bukan tanpa dasar. Dalam pernyataannya, Gubernur Pramono menegaskan bahwa sebagai bank milik daerah yang mengelola dana publik, Bank DKI harus bisa memberikan layanan digital yang andal dan stabil. Pramono pecat direktur it bank dki sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja buruk dan sebagai pesan bahwa kepemimpinan di level atas harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi di bawahnya.
Gubernur juga mengatakan bahwa keputusan ini tidak diambil secara sepihak. Proses evaluasi dilakukan bersama dengan dewan komisaris, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan tim internal Bank DKI. Dalam prosesnya, ditemukan bahwa gangguan bukan hanya karena faktor teknis, tapi juga lemahnya koordinasi antar unit serta kurangnya prosedur pencegahan risiko digital.
Ke depan, Pramono menyebutkan akan ada reformasi besar-besaran dalam struktur manajemen Bank DKI. Termasuk di dalamnya rekrutmen profesional di bidang IT yang memahami infrastruktur digital modern dan mampu merespons cepat ketika gangguan terjadi.
Dampak Terhadap Kepercayaan Nasabah
Tak dapat dipungkiri bahwa setiap gangguan layanan perbankan akan berdampak langsung terhadap kepercayaan nasabah. Dalam era serba digital seperti sekarang, akses cepat dan tanpa hambatan menjadi tuntutan utama. Nasabah Bank DKI yang sempat tidak bisa mengakses saldo atau melakukan transaksi merasa kecewa, terlebih bagi mereka yang menjalankan bisnis dan sangat bergantung pada layanan digital.
Pemecatan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk membangun kembali kepercayaan publik. Sebagai langkah awal, pihak Bank DKI telah menyampaikan permintaan maaf resmi melalui media sosial dan laman resminya. Mereka juga berjanji akan melakukan pembaruan sistem dalam waktu dekat serta membuka saluran pengaduan nasabah 24 jam.
Sejumlah pengamat menyebut bahwa pemecatan ini menunjukkan komitmen kuat dari pemegang saham untuk menjaga reputasi dan kualitas layanan. Bank DKI juga disarankan untuk memperkuat tim IT dengan talenta baru yang memiliki rekam jejak baik di sektor teknologi finansial.
Kinerja Bank DKI dalam Sorotan
Sebelum insiden ini mencuat, Bank DKI sebenarnya mencatatkan kinerja keuangan yang cukup baik. Namun dengan adanya masalah berulang di sistem digital, reputasi tersebut sedikit terganggu. Apalagi sekarang semua bank berlomba-lomba meningkatkan layanan digital untuk menjangkau generasi muda dan masyarakat yang mulai beralih ke transaksi non-tunai.
Direktur IT memang memegang peranan vital. Ia bukan hanya mengelola infrastruktur IT, tapi juga harus memastikan keamanan data, kelancaran transaksi, dan inovasi layanan digital. Maka dari itu, kesalahan berulang yang terjadi jelas menjadi pertimbangan kuat dalam keputusan pemecatan ini.
Diharapkan, pasca pramono pecat direktur it bank dki, akan ada perombakan menyeluruh di sektor teknologi bank tersebut. Termasuk evaluasi vendor pihak ketiga yang terlibat dalam sistem IT dan perbaikan SLA (Service Level Agreement) dengan mitra teknologi.
Strategi Pemulihan dan Inovasi Digital ke Depan
Bank DKI sudah menyatakan akan fokus pada pemulihan layanan digital secara menyeluruh. Ini mencakup pembaruan server, audit ulang infrastruktur IT, dan pelatihan ulang bagi tim operasional. Selain itu, mereka juga akan menggandeng konsultan TI untuk mendampingi proses restrukturisasi.
Langkah-langkah tersebut diambil agar peristiwa serupa tidak terjadi kembali di masa depan. Tak hanya itu, bank juga akan meluncurkan fitur keamanan tambahan di aplikasi mobile banking dan memperkuat sistem cadangan data. Semua ini dilakukan agar layanan perbankan kembali normal dan bahkan lebih baik dari sebelumnya.
Dalam jangka panjang, Bank DKI dituntut tidak hanya pulih dari krisis, tapi juga berinovasi. Salah satu wacana yang sedang digodok adalah integrasi layanan QRIS, pinjaman mikro digital, dan sistem reward untuk nasabah aktif. Dengan strategi ini, diharapkan bank tidak kehilangan momentum dalam persaingan digital banking.
FAQ
Mengapa Direktur IT Bank DKI dipecat?
Karena gangguan sistem layanan digital yang terus berulang dan tidak kunjung membaik.
Siapa yang memecat Direktur IT tersebut?
Keputusan pemecatan diambil langsung oleh Gubernur Jakarta, Pramono Anung.
Apa alasan utama pemecatan ini?
Kurangnya performa dalam menjaga stabilitas sistem IT dan lemahnya respons atas krisis layanan.
Apakah layanan Bank DKI sudah normal?
Pihak Bank DKI sedang dalam tahap pemulihan dan peningkatan sistem layanan.
Apa rencana ke depan setelah pemecatan?
Bank DKI akan merombak manajemen IT, menggandeng konsultan teknologi, dan melakukan modernisasi sistem.